Ibu Harus Bahagia

Januari 14, 2024

 

Sumber: kumparan.com

Assalamualaikum!
Teruntuk para perempuan yang sudah menyandang predikat sebagai ibu, Halo!
Bagaimana kabarnya? 
Masih sehat, kan? Semoga senantiasa demikian, ya!

Banyak yang menyatakan bahwa parenting terbaik adalah ketika seorang ibu bahagia. Hormon kebahagiaan yang tercipta dari hati ibu secara otomatis akan tersalur kepada anak. Yang pada akhirnya akan membuat anak lebih ceria, nafsu makan baik, dan tidak mudah tantrum.
Lalu, bagaimana cara agar ibu selalu bahagia?

Sebagai seorang ibu, saya ingin membahasnya pada tulisan saya ini.

Ibu harus bahagia. Kata 'harus' identik dengan suatu hal yang wajib untuk dilakukan. Sedangkan 'bahagia' adalah kata sifat, merupakan salah satu jenis sikap emosi yang tercipta dari hati.
Lantas, bagaimana caranya kita memaksa bahagia dalam setiap keadaaan?

Bu, boleh, kok, kalau ibu sedih.
Ibu juga boleh kalau mau marah karena suatu hal yang tak sesuai ekspektasi, karena memang pada dasarnya kenyataan seringkali tak sesuai dengan harapan.
Ibu juga boleh jika merasa bosan, karena memang rutinitas sebagai ibu setiap hari ya itu-itu saja. Iya, kan?
Yang terpenting adalah, kita sebagai ibu tak seharusnya berlarut pada kesedihan yang mendalam, tak seharusnya berlarut pada amarah yang meledak-ledak.
Semua pasti punya fase, Bu.
Seperti halnya ada lelaki ada perempuan, ada tawa ada air mata, yang pastinya juga tak ada sedih yang tanpa berakhir bahagia.
Bumi terus berputar pada porosnya. Hati tak akan senantiasa membendung amarah. Seiring berjalannya waktu, amarah ibu pasti akan teredam juga.

"Ibu harus selalu bahagia"
Kalimat di atas bukan memaksa, kok, Bu.
Mari kita maknai dengan konteks yang positif. Ibu harus bahagia karena ada anak yang harus tumbuh dan berkembang dengan baik. Saya yakin, seluruh ibu di dunia ini pasti mengesampingkan kepentingan pribadinya demi anaknya baik-baik saja. Bahkan, emosi dan perasaan. Ya, saya tahu, Bu. Menyembunyikan kesedihan adalah hal yang sulit. Mencoba tertawa tapi hati terluka adalah sesuatu yang tidak mudah untuk dilakukan.
Tapi, Bu. Kembali lagi pada kalimat saya tadi, ada buah hati yang harus tetap baik-baik saja.

Saya ulang kembali pertanyaannya, "Bagaimana cara agar ibu selalu bahagia?"
Jawabannya ada pada hati ibu sendiri. Porsi bahagia setiap ibu pasti berbeda. Yang paling penting, jangan mengandalkan kebahagiaan atas orang lain karena hal itu tidak akan pernah terwujud.

Seperti yang disampaikan oleh Sayyidina Ali bin Abi Thalib,

Aku sudah pernah merasakan semua kepahitan dalam hidup dan yang paling pahit ialah berharap kepada manusia


Berharap kepada manusia adalah kesengajaan dalam menciptakan kekecewaan. Siapapun bisa menciptakan kecewa, bahkan dari orang terbaik dan terdekat sekali pun. Alasannya, ya, karena dia manusia.

Sampai di sini paham ya, Bu, titik terangnya?
Ya, saya tahu, itu tak mudah. Tapi, tak mudah bukan berarti tak bisa, kan?

Mari berdiri tegak pada kaki sendiri. Gantungkan harapan hanya pada Sang Maha Memiliki.
Ciptakan bahagia versi diri sendiri. Jauhi yang sekiranya mampu menciptakan ketidaknyamanan. Kita, sebagai ibu, berhak untuk bahagia.

Wassalamualaikum! 😊


-A-
Bumi Allah, 12 Januari 2024

  • Share:

You Might Also Like

0 comments