Aku adalah kata dan kau adalah jeda. Hanya perlu tanda titik untuk berhenti pada satu hati. Jangan ada tanda koma karena hanya akan menggores luka. Cukup titik sebagai intonasi akhir atas kenangan yg akan terukhir.
(Ay, 2018)
(Ay, 2018)
Sejatinya seperti itu.
Aku pernah mencintainya sedalam samudra, memberikan segala rasa hanya padanya, sang penakluk senja. Aku bagaikan kata yg selalu menggores berbagai kebahagiaan untuk dia. Namun, dia menjelma sebagai jeda yg selalu ingin diberikan ruang untuk bebas. Awalnya aku berpikir, apakah rasa yg kutanam tak kunjung tumbuh? Apakah segala rindu yg kuberi telah rapuh?
Aku pernah mencintainya sedalam samudra, memberikan segala rasa hanya padanya, sang penakluk senja. Aku bagaikan kata yg selalu menggores berbagai kebahagiaan untuk dia. Namun, dia menjelma sebagai jeda yg selalu ingin diberikan ruang untuk bebas. Awalnya aku berpikir, apakah rasa yg kutanam tak kunjung tumbuh? Apakah segala rindu yg kuberi telah rapuh?
Nyatanya, dia memang benar. Seperti kumpulan kata yg tertulis tanpa ada jeda, bisakah mereka memberikan makna? Tidak.
Tapi, seiring datangnya masa, dia semakin banyak memberikan jeda dan aku telah kehabisan kata untuk kugoreskan pada dinding hatinya. Tanda titik yg kucari tak kunjung kutemui. Tanda titik untuk menutup segala ruang di hati tak pernah hadir mengukir.
Hampir di penghujung rindu, ketika dia terlalu lebih memberikan jeda, muncul tanda koma yang, aku takut, akan menggoreskan segala luka mendalam. Tanda koma yg akan mengubah makna. Tanda koma yg akan memberi tambahan deretan kata, berakhir suka atau luka aku tak mengerti.
Terlalu banyak jeda yg tertulis, dan pada akhirnya kata-kataku memang sudah benar-benar habis. Tanda titik yg kucari telah tergantikan oleh tanda koma yg akan mengukir cerita lain. Cerita lain tanpaku. Cerita tentang dia dengan kehidupannya yg baru.
Terlalu banyak jeda yg tertulis, dan pada akhirnya kata-kataku memang sudah benar-benar habis. Tanda titik yg kucari telah tergantikan oleh tanda koma yg akan mengukir cerita lain. Cerita lain tanpaku. Cerita tentang dia dengan kehidupannya yg baru.
Di penghujung tahun, akhirnya kutemui tanda titik itu. Namun, tanda titik bukan berfungsi sebagai intonasi akhir atas kenangan yg akan terukhir, melainkan sebagai intonasi akhir atas kisah yg mampu lg bergulir.
Ya, berhenti sampai di sini. Terima kasih sudah pernah hadir untuk kisah indah, yg hanya, beberapa butir.
Ya, berhenti sampai di sini. Terima kasih sudah pernah hadir untuk kisah indah, yg hanya, beberapa butir.
Ketika aku membuka mata, kini aku baru memahami bahwa yg ada hanya kecewa. Tiada lagi kata dan jeda yg akan menghadirkan sebuah makna. Aku kecewa dengan adanya tanda koma.
0 comments